HUBUNGAN ANTARA KONFLIK, KEPUTUSAN DAN SOLUSI

Dalam sangat seing terjadi sebuah konflik dan konflik mungkin adalah bagian dari hidup ini, yang terjadi antara orang-orang yang berada disekitar. Konflik yang tidak tanggapi dapat merusak hubungan antara sesama individu. Konflik harus segera diselesaikan agar hubungan kembali yang rukun antara sesama individu.

Akibat dari konflik yang terjadi, yaitu:
1. Dapat mengganggu keseimbangan sumber daya.
2. Dapat mempengaruhi hubungan baik antar individu maupun kelompok
3. Terciptanya kerenggangan suatu hubungan.
4. Terjadinya konflik yang lebih besar misalnya dari antar individu menjadi antar kelompok
5. Terjadi kekacauan

Berbagai macam konflik yang terjadi:
1. Konflik antar pribadi
Konflik antar individu, adalah konflik social yang melibatkan individu di dalam konflik tersebut.

2. Konflik antar etnik
Etnik atau suku bangsa, adalah konflik yang terjadi antar suku bangsa berbeda

3. Konflik antar agama
Keyakinan dalam agama adalah konflik karena perbedaan keyakinan

4. Konflik Antar Golongan atau Kelas Sosial
Konflik yang terjadi antar kelas social biasanya berupa konflik yang bersifat vertical

5. Konflik atar Ras
Ras atau warna kulit merupakan ciri yang dibawa suatu masyarakat sejak lahir

6. Konflik antar Negara
Konflik antar Negara adalah konflik yang terjadi antara dua Negara atau lebih

Konflik dalam kedisiplinan pegawai

Dalam suatu perusahaan sangat sering terjadi ketidakdisilpinan pegawainya hal ini terjadi karena dari pegawainya itu sendiri atau karena kurangnya pengawasan.
Dengan terjadinya hal ini perusahaan sering mengalami kerugian, dan di samping itu akan terjadi istilah makan gaji buta. hal ini jika tidak di tindak akan menjadikan kemunduran dalam perusahaan.

Solusinya dengan:
1. Memberikan teguran
2. Memberikan SP1 sampai 3
3. Memberikan sanksi kepada pegawai yang melanggar
4. DI PHK

Konflik Dalam hal keuangan

Konflik adalah suatu masalah yang terjadi, konflik atau masalah dapat timbul karena orang lain atau dari diri sendiri.
Keputusan adalah suatu hal yang telah di ambil dalam memecahkan suatu konflik atau masalah.
Solusi adalah jalan keluar hasil pemecahan masalah yang sudah ditemukan setelah dicari jalan keluarnya dari masalah yang kita hadapi.

Dalam hal ini saya akan mengambil pembahasan tentang konflik dalam suatu perusahaan mengenai bagian keuangannya. Dalam suatu perusahaan pasti ada kalanya perusahaan itu maju, ada kalanya pula mengalami kemunduran.
Apabila perusahaan mengalami angka keuangan, maka hal yang harus dilakukan adalah melakukan diskusi/rapat kepada pihak-pihak yang mempunyai kepentingan pengaruh besar dalam perusahaan.
Setelah melakukan rapat untuk hal apa yang akan dilakukan, maka terdapat banyak masukan dari orang - orang yang mengikuti rapat tersebut setelah itu maka akan terjadi pertukaran pikiran antara petinggi perusahaan sehingga memungkinkan timbul suatu keputusan. dimana keputusan itu mungkin akan menghasilkan suatu solusi yang sangat efektif dalam perkembangan perusahaan.
Misalnya kita harus melakukan pinjaman terhadap perusahaan lain atau melalui bank atau melakukan pengurangan tenaga kerja, yang berguna untuk menutupi kekurangan keuangan perusahaan. Kemudian kita juga harus melakukan promosi serta meningkatkan kualitas produk perusahaan.
Setelah para konsumen telah percaya kembali terhadap produk perusahaan kita dan keuangan kita telah normal kembali, maka langkah selanjutnya kita tinggal mengembalikan uang pinjaman dari perusahaan lain atau bank.
Jadi solusi atau jalan keluar dari konflik tersebut adalah
1. Melakukan pinjaman terhadap perusahaan lain atau bank
2. Melakukan promosi produk perusahaan
3. Meningkatkan kualitas produk, supaya konsumen percaya kembali dengan produk perusahaan kita.
4. Melakukan pengurangan tenaga kerja ( jika sudah sangat mendesak dan jika perusahaan sudah tidak sanggup mengatasi masalah keuangannya)

Dampak dari organisasi yang tidak memiliki aturan

Dampak yang dapat terjadi jika organisasi tidak memiliki aturan adalah dapat terjadi - konflik kepentingan.Ada beberapa sumber konflik dalam organisasi:
- Konflik dalam diri individu (intrapersonal conflict)
- Konflik antarindividu (Interpersonal conflict)
- Konflik antarkelompok (Intergroup conflict)
- Konflik antar individu dengan kelompok
 
Intrapersonal Conflict
Konflik ini bisa berasal dari dalam diri. Menurut Luthan penyebab dari dalam bisa bersumber dari sifat-sifat atau ciri-ciri kepribadian dari orang yang bersangkutan.
Nelson dan Quick, mengemukakan tiga penyebab intrapersonal conflict.
* Inter-role Conflict, dimana seseorang mengalami konflik yang bertalian dengan peran dalam hidupnya. Biasanya, pekerja / pegawai mengalami konflik, yang disebut work / home conflict. Contohnya, seorang ibu yang Pegawai Negeri Sipil (PNS) terpaksa harus meninggalkan pekerjaannya, karena harus menjaga anaknya yang dirawat di rumah sakit.
* Intra-role Conflict. Ini terjadi bila terdapat konflik yang bertalian dgn peran tunggal (single role), misalnya saat seseorang menerima perintah yang berbeda dari dua atasannya. Atasan yang satu menyatakan harus menjaga jarak antarkaryawan supaya kinerja tidak terganggu, sementara atasan yang lain meminta agar semua karyawan mengutamakan kerja tim, sehingga ia kesulitan menjalankan perannya.
* Person-role Conflict, sebagai Konflik yang muncul dalam melakukan sesuatu yang bertentangan dengan nilai hidup yang dianut. Contohnya, seseorang yang harus menjual produk dengan harga tinggi, padahal dia sadar bahwa calon konsumennya membutuhkan keuangan untuk ongkos sekolahnya.
Konflik yang bersumber dari luar. Misalnya, tuntutan lingkungan kerja yang baru, kehilangan kebebasan pribadi, erosi kontak wajah, terus-menerus dipaksa mempelajari keterampilan kerja baru karena tuntutan pekerjaan, dan terlewatkan dalam promosi jabatan.

Interpersonal Conflict
Konflik ini dapat terjadi karena perbedaan latar belakang individu (perbedaan pendidikan, keahlian, keterampilan, pengalaman kerja, dan nilai hidup), kemudian karena perbedaan latar belakang sosial (perbedaan budaya, agama, dan sebagainya), serta perbedaan ciri-ciri pribadi (lemah lembut, kasar, tegas, plin-plan, agresif, dan sebagainya).
Di kategori ini, di samping konflik yang bersumber dari latar belakang dan ciri kepribadian individu, terdapat juga sumber-sumber lain seperti kekurangan informasi (information deficiency), persaingan dalam perebutan pengaruh, persaingan dalam memperoleh jabatan, pertentangan kepentingan pribadi (misalnya perebutan mobil dinas), konflik antar peranan (seperti antara manajer dan bawahan), melewati batas-batas territorial (letak barang seperti meja yang lewat batas, atau mobil salah parker), gaya kepemimpinan (misalnya pemimpin yang kasar yang menyakiti hati banyak orang yang dipimpinnya.

Intergroup Conflict
Dalam organisasi, terdapat beberapa factor yang menyebabkan konflik. Mari membahas satu demi satu.
Perbedaan dalam tujuan dan prioritas. Setiap sub unit dalam organisasi memiliki tujuan dan prioritas khusus. Misalnya, dalam hubungan kerja, bagian pemasaran ingin agar produknya cepat laku. Kalau perlu dijual murah dan dengan cara kredit. Sebaliknya, bagian keuangan menghendaki pembayaran harus tunai agar posisi kekuangan perusahaan tetap stabil.
Saling ketergantungan tugas (task interdependence). Ada yang disebut ketergantungan berurutan (sequential interdependence), dimana output dari suatu unit merupakan input dari unit lain. Misalnya, untuk merespon suatu surat permohonan, kepala bagian masih harus menunggu disposisi dari atasannya. Ada juga yang disebut ketergantungan timbal balik (reciprocal interdependence), seperti hubungan antara dokter, rumah sakit dan laboratorium.
Konflik yang disebabkan oleh pembagian sumber daya (resource interdependence). Antarunit kerja bersaing karena untuk mendapatkan sumber daya yang lebih (personil, dana, material, peralatan, ruangan, fasilitas computer dan lainnya).
Deskripsi tugas yang tidak jelas. Ini pun akan mengakibatkan konflik. Kekaburan karena tidak ada guide lines dan policies yang jelas, akan membuat kelompok lainnya tersinggung karena dilangkahi.
Perbedaan kekuasaan dan status. Biasanya terjadi karena suatu departemen merasa lebih penting atau memiliki rasa over value ketimbang departemen lainnya. Departemen yang lainnya pasti akan merasa dilecehkan.
Perbedaan sistim imbalan dan intensif yang diatur per-unit, bukan berdasarkan tujuan organisasi.
Faktor birokratik (lini-staf), dimana pegawai lini memiliki wewenang dalam proses pengambilan keputusan sementara staf lebih pada memberikan rekomendasi atau saran. Sering pegawai lini merasa lebih penting, sementara staf merasa lebih ahli. Ujung-ujungnya konflik. Kedelapan, karena sistem komunikasi dan informasi yang terganggu. Kadang, terjadi misunderstanding di kalangan pelaku organisasi karena informasi yang diterima kurang jelas atau bertentangan dengan tujuan yang sebenarnya.

Konflik antara individu dan kelompok.
Konflik di sini biasanya dipicu oleh beberapa hal, seperti : anggota kelompok yang tidak dapat memenuhi harapan dan standar kerja, individu yang melanggar norma yang disepakati, serta individu yang melecehkan atau mempermalukan kelompok.
Ray Pneuman mengidentifikasi sumber-sumber konflik antara individu dan kelompok di dalam organisasi. Menurutnya, konflik dapat berlaku jika ada perbedaan nilai dan keyakinan dari anggota organisasi, tidak jelasnya struktur organisasi, tidak cermatnya peran dan tanggung jawab pimpinan, berkembangnya struktur organisasi ke arah yang lebih besar dan luas, tidak berpadunya gaya kepemimpinan yang dipraktekkan oleh manajer dengan para karyawan, pimpinan baru yang terlalu cepat diangkat, komunikasi yang kurang lancar, pertentangan yang tidak terantisipasi oleh pimpinan, para karyawan yang tidak mau menunjang dan berpartisipasi atau pimpinan baru yang masih mengikuti pola lama dari pimpinan yang digantikannya yang tidak disukai karyawan.

ORAGANISASI BERORIENTASI HASIL

Hal - hal yang sangat diperlukan dalam berorganisasi, yaitu:
Nilai & visi, misi, aturan, profesionalisme, insentif, sumber daya, dan rencana kerja. dari semua aspek ini merupakan dasar yang harus ada agar dalam menjalani suatu pekerjaan dalam suatu organisasi dapat berjalan dengan baik. Apabila salah satu hal – hal tersebut tidak ada dalam organisasi tersebut maka akan terjadi hal sebagai berikut:
1 Apabila tidak terdapat Misi dan Visi dalam suatu organisasi, maka organisasi tersebut akan Rusak Karena tidak mempunyai pedoman dalam mengambil langkah – langkah dalam menjalankan organisasi.

2. Apabila tidak terdapat Misi dalam suatu organisasi, maka organisasi tersebut akan Bingung atau tidak tahu apa yang harus dilakukan.

3. Apabila tidak terdapat Aturan dalam suatu organisasi, maka organisasi tersebut akan terjadi Konflik Kepentingan maksudnya akan terjadi persaingan demi kepentingan pribadi dengan memanfaatkan organisasinya, bukan untuk kepentingan/kemajuan organisasinya.

4. Apabila tidak terdapat sikap Profesionalisme dalam suatu organisasi, maka organisasi tersebut akan Resah maksudnya semuanya terjadi begitu saja segala hal yang dilakukan dengan cara awam atau tidak sesuai dengan standar yang biasanya dilakukan oleh organisasi yang sudah progfesional.

5. Apabila tidak terdapat Insentif dalam suatu organisasi, maka organisasi tersebut akan lamban.

6. Apabila tidak terdapat Sumber Daya dalam suatu organisasi, maka organisasi tersebut akan Frustasi maksudnya organisasi tidak akan dapat berjalan dengan baik tanpa adanya anggota.

7. Apabila tidak terdapat Rencana Kerja dalam suatu organisasi, maka organisasi tersebut akan Salah Langkah, maksudnya segala sesuatu yang di kerjakan berjalan begitu saja tanpa memikirkan apa dampak baik buruk yang dapat terjadi jika melakukan sesuatu.

ORAGANISASI BERORIENTASI HASIL

Hal - hal yang sangat diperlukan dalam berorganisasi, yaitu:
Nilai & visi, misi, aturan, profesionalisme, insentif, sumber daya, dan rencana kerja. dari semua aspek ini merupakan dasar yang harus ada agar dalam menjalani suatu pekerjaan dalam suatu organisasi dapat berjalan dengan baik. Apabila salah satu hal – hal tersebut tidak ada dalam organisasi tersebut maka akan terjadi hal sebagai berikut:
1 Apabila tidak terdapat Misi dan Visi dalam suatu organisasi, maka organisasi tersebut akan Rusak Karena tidak mempunyai pedoman dalam mengambil langkah – langkah dalam menjalankan organisasi.

2. Apabila tidak terdapat Misi dalam suatu organisasi, maka organisasi tersebut akan Bingung atau tidak tahu apa yang harus dilakukan.

3. Apabila tidak terdapat Aturan dalam suatu organisasi, maka organisasi tersebut akan terjadi Konflik Kepentingan maksudnya akan terjadi persaingan demi kepentingan pribadi dengan memanfaatkan organisasinya, bukan untuk kepentingan/kemajuan organisasinya.

4. Apabila tidak terdapat sikap Profesionalisme dalam suatu organisasi, maka organisasi tersebut akan Resah maksudnya semuanya terjadi begitu saja segala hal yang dilakukan dengan cara awam atau tidak sesuai dengan standar yang biasanya dilakukan oleh organisasi yang sudah progfesional.

5. Apabila tidak terdapat Insentif dalam suatu organisasi, maka organisasi tersebut akan lamban.

6. Apabila tidak terdapat Sumber Daya dalam suatu organisasi, maka organisasi tersebut akan Frustasi maksudnya organisasi tidak akan dapat berjalan dengan baik tanpa adanya anggota.

7. Apabila tidak terdapat Rencana Kerja dalam suatu organisasi, maka organisasi tersebut akan Salah Langkah, maksudnya segala sesuatu yang di kerjakan berjalan begitu saja tanpa memikirkan apa dampak baik buruk yang dapat terjadi jika melakukan sesuatu.